Arthur Schopenhauer
Dari kehidupan Arthur
Schopenhauer, ia terkenal dengan sifat pesimisme dan gaya yang tidak ramah.
AJARAN FILSAFAT SCHOPENHAUER
Schopenhauer memulai jejak filsafatnya dengan
pengalaman pahit atas kondisi masyarakat yang lebih menghargai filsafat Hegel.
Dengan rasa “sakit hati” inilah yang membuat Schopenhauer membuktikan bahwa ia
sejajar dengan Hegel bahkan melebihi Hegel dalam beberapa sisi.
Ajaran filsafat Schopenhauer termasuk ke dalam idealisme
Jerman yang mengajarkan bahwa realitas bersifat subyektif, artinya keseluruhan
kenyataan merupakan konstruksi kesadaran subjek. Kebaikan dan keburukan adalah
istilah-istilah subjektif yang berasal dari prasangka-prasangka manusia.
Schopenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang melanjutkan
tradisi filsafat setelah Imannuel Kant. Yang khas dari filsafat Schopenhauer
adalah kejelasan dan kekonkretannya. Bagi Schopenhauer, dasar dunia ini
transedental dan bersifat irrasional(non intelek) yaitu kehendak
yang buta.
Seperti Kant, Schopenhauer menganjurkan kita untuk memulai
berfilsafat secara langsung, yakni dari diri kita sendiri, dan bukan dari objek
luar(materi). Kalau kita mampu menemukan hakikat jiwa kita sendiri, kita
mungkin akan mempunyai kunci untuk membuka pintu dunia luar.
Dunia Sebagai Kehendak
- Kehendak untuk Hidup
Schopenhauer mengkritik anggapan bahwa manusia disebut hewan
yang berakal (animale rationale). Kesadaran dan intelek pada dasarnya hanya
merupakan permukaan jiwa kita, tetapi kita tidak mengetahui hakikat jiwa yang
sesungguhnya.
Di bawah intelek sesungguhnya terdapat kehendak yang tidak
sadar, suatu daya atau kekuatan hidup yang abadi, suatu kehendak dari keinginan
yang kuat. Kita tidak menginginkan sebuah benda karena kita mempunyai alasan
rasional untuk benda itu, melainkan kita mempunyai alasan yang bisa dibuat
rasional karena kita mengingkan benda itu. Singkatnya, intelek adalah alat
keinginan.
“Manusia kelihatannya saja ditarik dari depan. Yang
sebenarnya, mereka didorong dari belakang”. Mereka mengira dibimbing oleh apa
yang mereka lihat; kenyataannya, mereka didorong oleh apa yang mereka rasakan
yakni naluri-naluri yang berada tanpa mereka sadari.
Musuh abadi dari kehendak untuk hidup adalah kematian.
- Kehendak untuk Reproduksi
Kehendak tidak memerlukan pengetahuan; organ-organ
reproduktif sesungguhnya merupakan titik pusa dari kehendak, dan membentuk
kutub yang berlawanan dengan otak, yang diwakili oleh pengetahuan.
Jatuh cinta bukanlah masalah hubungan cinta timbal balik
antara dua manusia. Masalah pokoknya adalah adanya keinginan untuk memiliki apa
yang tidak mereka punyai.
Karena cinta adalah penipuan diri yang dipraktekkan oleh
alam, maka perkawinan tidak lain adalah erosi cinta, dan oleh sebab itu pasti
mengecewakan. Hanya filsuf yang berbahagia dalam perkawinan, tapi filsuf sejati
tidak akan pernah kawin.
- Kehendak sebagai
Kejahatan
Kehendak mengisyaratkan keinginan, dan apa yang diinginkan
selalu lebih besar dan lebih banyak daripada apa yang diperoleh.
Hidup adalah kejahatan karena setelah keinginan dan
penderitaan hilang dari manusia, maka kebosanan menggantikan tempat
tersebut-jadi lebih menderita lagi. Bertambahnya pengetahuan bukan berarti
bebas dari penderitaan, melainkan justru memperbesar penderitaan.
Hidup adalah penderitaan, karena hidup adalah peperangan.
Kebijaksanaan Hidup
- Filsafat
Si vis tibi omnia subjicere,subjicete ratione – kalau
kamu hendak membuat apa saja tunduk kepadamu, maka tunduklah kamu pada rasiomu.
Filsafat berfungsi sebagai alat untuk memurnikan kehendak.
Filsafat harus dimengerti sebagai pengalaman dan pemikiran, bukan sebagai
pembacaan atau studi pasif.
Filsafat sejak lama telah menjalani proses pencariannya
secara sia-sia karena ia memang lebih cenderung mencari dengan cara sains
daripada dengan cara seni.
- Jenius
Jenius adalah bentuk tertinggi dari pengetahuan yang tidak
banyak unsur kehendaknya (will-less knowledge).
Manusia jenius mempunyai kompensasi: Kepuasan yang diperoleh
dari semua keindahan, hiburan yang didapatkan dari seni, dan antusiasme dari
seniman, semua itu membuat ia lupa pada susahnya kehidupan.
- Seni
Seni meredakan sakitnya kehidupan, karena menghadirkan
kepada kita sesuatu yang abadi dan universal, dibalik sesuatu yang sementara
dan individual.
Kekuatan seni untuk mengangkat kita pada keabadian, terutama
dimiliki oleh musil. Musik adalah tiruan dari kehendak itu sendiri (the copy
of the will it self).
Kebaikan tertinggi adalah keindahan, dan bahwa kenikmatan
yang paling mendalam terletak pada penciptaan karya seni dan kesenangan pada
yang indah.
- Agama
Schopenhauer mengatakan “selidikilah esensi agama, maka akan
terkuak makna filsafatnya”.
Kebijaksanaan sejati adalah Nirwana: mengurangi sesedikit
mungkin keinginan dan kehendak kita. Semakin berkurang kehendak menggoda kita,
semakin berkurang penderitaan menimpa kita.
- Keputusan dan Hukuman
Menurut Schopenhauer, ketika kita mengambil keputusan, kita
akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat.
Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan
dan tanggunjawabnya. Segala kebutuhan dan tanggungjawab itu sudah dibawa sejak
lahir dan bersifat kekal.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia Memahami Manusia
Melalui Filsafat. Bandung: Rosdakarya
Muhamad Nurdin Fathurrohman. http://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2015/01/arthur-schopenhauer-filsuf-jerman-pasca-kant.html
Komentar
Posting Komentar